MASTERY LEARNING

 

Sejarah Singkat Mastery Learning

Sebenarnya konsep pembelajaran mastery learning bukanlah ide baru karena mastery learning sebenarnya sudah berusia lebih dari 100 tahun lamanya. Dimulai pada abad ke-17 ketika Comenius memperkenalkannya, kemudian dilanjutkan oleh Pestalozzi pada abad ke-18 dan Herbert Spencer dalam abad 19. Barulah pada tahun 1963 dan 1971 konsep ini makin dikenal ketika John B. Caroll dan Benjamin Bloom mengembangkannya agar menjadi lebih operasional untuk diterapkan di lingkungan pendidikan dan relevan dengan perkembangan zaman.

Menilik sejarahnya, sebelum mastery learning sesungguhnya ada beberapa model pembelajaran yang sudah diterapkan cukup lama di dunia pendidikan yakni metode ceramah (konvensional), metode diskusi, metode demonstrasi hingga resitasi. Metode pengajaran dengan cara guru berceramah tentang materi di depan kelas secara lisan merupakan metode yang praktis dan tidak memerlukan banyak alat bantu. Namun, kekurangannya adalah peserta didik pun menjadi pasif, proses belajar yang cenderung membosankan, berfokus pada verbalisme atau pengertian kata-kata saja hingga evaluasi belajar yang sulit dikontrol sehingga tidak ada poin pencapaian ketuntasan yang jelas. Sementara itu, metode diskusi yang berlandaskan pada diskusi kelompok hanya cocok digunakan pada ruang lingkup yang kecil, tema terbatas, serta umumnya materi hanya dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara sehingga tidak semua peserta dapat memahami materi dengan jelas. Selain itu, metode demonstrasi sangat tidak efektif untuk diterapkan pada jumlah peserta didik yang banyak dan tidak semua materi bisa didemonstrasikan. Tak hanya itu, metode resitasi yang mengharuskan peserta membuat resume materi yang sudah disampaikan memiliki kekurangan fatal yakni bisa saja hasil resume merupakan hasil contekan dengan peserta lain, atau dikerjakan oleh orang lain sehingga sulit untuk dievaluasi apakah peserta didik benar-benar memahami resume-nya sendiri atau tidak.

Model-model pembelajaran seperti di atas akan menghadapi tantangan berat bila diterapkan di abad 21 seperti sekarang ini. Semakin berkembangnya teknologi menuntut proses pembelajaran pun harus beradaptasi dengan perubahan ini agar peserta didik dapat berhasil dalam menyerap seluruh materi. Oleh karena itulah, diperlukan metode pembelajaran yang lebih efisien dan efektif serta sejalan dengan teknologi agar penguasaan materi dapat dilakukan secara tuntas. Metode pembelajaran seperti ini merupakan prinsip dasar mastery learning yang melibatkan siswa secara aktif dengan bantuan media-media pembelajaran berbasis teknologi yang tentunya sangat cocok diterapkan saat ini.

Secara umum, definisi mastery learning adalah sebuah strategi pembelajaran yang sistematis dan terstruktur serta di-individualisasikan menggunakan pendekatan kelompok yang menganut azas ketuntasan dalam belajar. Oleh karena diindividualisasikan maka tolak ukur keberhasilan belajar mastery learning bergantung pada tingkat kemampuan siswa per-orang bukan per-kelas. Cara ini memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan potensinya masing-masing secara lebih optimal.

Konsep Mastery Learning

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa mastery learning merupakan proses belajar yang bertujuan agar bahan ajaran yang disajikan dapat dikuasai secara tuntas oleh peserta didik. Pengajaran ala metode ini tentu berbeda dibandingkan pengajaran konvensional atau tradisional yang masih berpusat pada guru bukan siswa atau peserta didik sehingga cenderung “memaksa” siswa menyerap banyak materi dalam waktu singkat. Pembelajaran ala mastery learning lebih variatif karena menekankan pada penguasaan setiap materi dengan melihat tingkat penguasaan tiap siswa apakah sudah melewati standar ketuntasan atau tidak.

Hal pertama yang dilakukan adalah memberikan penjelasan tentang materi bisa secara langsung maupun dengan bantuan media-media pembelajaran seperti video tutorial atau slide presentasi. Kemudian peserta akan diberikan kuis untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman mereka terhadap materi. Untuk pembelajaran yang tidak dilakukan di sekolah atau secara online maka biasanya akan ada kuis berupa kuis online. Tentu saja, di bagian akhir pembelajaran akan ada tes atau ujian resmi mengenai materi terkait. Bila ada diantara peserta yang tidak mencapai standar ketuntasan misalnya batasnya 80% maka peserta tersebut akan diberikan beberapa bentuk tes seperti pekerjaan rumah atau kuis hingga batas ketuntasan nilai tercapai. Barulah setelah itu, peserta diberikan kembali tes (ujian) yang kedua hingga melewati batas ketuntasan. Setelah semua peserta didik menguasai materi tersebut, barulah guru beranjak menjelaskan materi selanjutnya. Konsep belajar seperti ini memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan penyerapannya sendiri dengan bantuan media-media pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya, misalnya video, slide, ebook, hingga online quiz.

Keuntungan Mempraktekkan Mastery Learning

Konsep pembelajaran mastery learning sejalan dengan ilmu psikologi modern yang sangat menghargai perbedaan kecepatan penyerapan masing-masing peserta didik dalam belajar. Olah karena itu, penggunaan waktu yang sesuai dengan kebutuhan setiap peserta menjadi salah satu keunggulan mastery learning dibandingkan metode pembelajaran lainnya.

Peserta didik dapat mengatur jadwal belajarnya sendiri secara fleksibel bahkan bila belum paham secara tuntas tentang suatu materi maka mereka bisa mengulangnya kembali. Kesempatan seperti ini membuat peserta dapat mengembangkan kemampuannya sendiri, meningkatkan kepercayaan diri serta memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri. Fleksibilitas proses pembelajaran dari mastery learning tidak lepas dari daya tahan materi-nya yang lebih lama dibandingkan metode lain.

Dengan kata lain, konsep ini bisa berdaya tahan lama oleh karena peserta bisa mengulang-ulang untuk mempelajari materi hingga tuntas lewat bantuan media-media pembelajaran yang sudah ada. Oleh karena itulah, mastery learning dirasa memiliki efektifitas serta efisiensi pembelajaran yang tinggi dibanding metode lain karena berorientasi pada produktifitas hasil belajar serta berfokus pada kemampuan setiap peserta didik untuk menjadi lebih baik dengan kecepatannya sendiri tanpa paksaan dari sekitar.

Bagaimana Implementasi Mastery Learning untuk e-learning

Mastery learning memiliki banyak implementasi diantaranya adalah peserta didik dapat menggunakan media-media tambahan seperti video tutorial atau video materi, jawaban serta langkah-langkah yang benar dalam bentuk video, slide presentasi, hingga online quiz yang dapat diakses dan dibuka dengan mudah sehingga bisa diulang-ulang untuk dipelajari seusia kebutuhan. Selain itu, online quiz yang diberikan juga memiliki mekanisme feedback secara langsung, yang artinya peserta didik dapat langsung mengetahui jawaban kuis bila mereka memberikan jawaban yang salah saat menjawab online quiz. Tak hanya itu, peserta juga dapat mengetahui materi mana yang belum dapat mereka kuasai secara maksimal didasarkan pada ketuntasan ketercapaian mereka terhadap materi tertentu. Sistem akan langsung memberitahu mereka mana materi yang memerlukan pendalaman lebih lanjut karena belum terlalu dikuasai.

Model implementasi yang seperti itu ternyata memang sejalan dengan prinsip e-learning yang sangat bergantung pada ketersediaan teknologi untuk menyebarkan learning contents mereka. Sebagai model pendidikan jarak jauh terpadu yang efisien dan efektif, e-learning sangat sesuai serta sejalan dengan prinsip mastery learning diantaranya memiliki daya tahan materi lama yang sama, waktu pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta, serta mendorong penggunanya berkembang lebih mandiri.

Penggunaan teknologi internet oleh e-learning juga membuat konsep pembelajaran ala mastery learning dapat tersampaikan dengan baik dan mudah kepada peserta didik tanpa dibatasi ruang dan waktu. Beberapa contoh tutorial atau pembelajaran online jarak jauh yang menggunakan konsep mastery learning sebagai model dasar pembelajaran mereka dengan pendekatan e-learning, diantaranya adalah Khan Academy, edX, Quipper Video dan Coursera.

Contoh Kasus Keefektifan Mastery Learning

  1. Khan Academy

Khan Academy adalah sebuah organisasi nirlaba (non-profit) yang memiliki misi mulia yakni menyediakan pendidikan gratis kelas dunia untuk siapapun dan dimanapun. Situs ini ditujukan untuk membantu siapa saja agar bisa memahami pekerjaan rumah serta tugas-tugas sekolah dan kuliah. Ada banyak yang diajarkan mulai dari aljabar, sains seperti kimia, fisika dan biologi, komputer, imunologi, sejarah seni, opportunity cost, keuangan, logika hingga Singapore Math dan persiapan masuk Universitas yaitu GMAT.

Pendiri Khan Academy adalah Salman Amin “Sal” Khan, seorang mantan analis keuangan keturunan Bangladesh Amerika yang melakukan tutoring, mentoring dan testing secara gratis untuk siapa saja. Kesuksesan Khan Academy terletak pada tutorialnya tentang matematika dasar yang sampai sekarang merupakan mata pelajaran yang menjadi momok semua orang. Matematika dasar dikemas dalam berbagai media pembelajaran seperti latihan soal dan video instruksi bahkan narasi-narasi dari Khan sendiri baik tentang materi maupun penekanan pada kekurangan tiap siswa sehingga orang tua lebih mudah mengajarkan matematika dasar kepada anak-anaknya.

Selain memiliki banyak tema mata pelajaran, Khan Academy juga sudah memiliki ribuan sumber daya yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain sehingga situs ini dapat dinikmati oleh negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mereka. Saat ini, situs Khan Academy dikunjungi oleh lebih dari 50.000 pengunjung setiap harinya.

  1. edX

Konsep mastery learning adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran kepada siapa saja yang terlibat sebagai peserta didik. Di perguruan tinggi konsep ini diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang mensyaratkan mahasiswa harus menguasai secara menyeluruh dan tuntas seluruh tujuan pembelajaran. Namun, pelaksanaan prinsip mastery learning ini di perguruan tinggi tidaklah mudah oleh karena beberapa sebab seperti jumlah peserta yang terlalu banyak dalam satu mata kuliah, sarana atau sumber belajar yang tidak mencukupi, mengandalkan metode tatap muka saja, serta waktu yang terbatas.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, pembelajaran lewat online atau e-learning dapat membantu terwujudnya konsep belajar secara tuntas menjadi lebih mudah. Salah satu website belajar online yang memakai pembelajaran mastery learning lewat model e-learning selain Khan Academy adalah edX. Jikalau Khan Academy menitikberatkan pada pemahaman konsep-konsep dasar untuk matematika dan mata pelajaran sekolah, maka edX menekankan pada penguasaan konsep-konsep mata kuliah untuk pendidikan tingkat lanjut di perguruan tinggi.

edX merupakan organisasi nirlaba selain Khan Academy yang menggunakan platform perangkat lunak open source. edX dibangun oleh dua institusi pendidikan terkenal di Amerika yaitu Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University, namun sekarang sudah banyak universitas terbaik di dunia bergabung di sana. Pada tahun 2016 saja edX sudah memiliki sekitar 10 juta siswa dan 1.270 kursus serta sudah ada lebih dari 70 sekolah, organisasi nirlaba dan perusahaan menawarkan kursus di situs edX.

edX adalah salah satu bentuk MOOC (Massive Open Online Courses) yang menyediakan kuliah online dengan mengintegrasikan program pembagian ilmu kuliah mereka secara gratis ke dalam sebuah sistem yang terpadu, masif dan melibatkan banyak institusi pendidikan lain. Ada 30 bidang kursus selain bidang komputer yang dapat dipilih, disesuaikan dengan jurusan atau bidang yang diinginkan atau sedang didalami.

Kursus edX terdiri atas rangkaian pembelajaran mingguan yang mencakup banyak media pembelajaran diantaranya video tutorial singkat, buku teks online, e-book yang bisa diunduh gratis, serta forum diskusi online berfitur multi-discussion. Ada juga ujian seperti kuliah biasa, misalnya dalam bentuk pilihan ganda, isian, esai, eksperimen sederhana atau menggunakan aplikasi simulasi lab, bahkan hingga menilai hasil ujian teman-teman kursus yang lain sesuai dengan konsep mastery learning.

Secara umum, ada beberapa jenis kelompok course di edX yaitu course yang segera akan dimulai (starting soon atau upcoming), current course (kursus yang sudah lewat namun masih berjalan), archived course (sudah lewat kursus-nya, self-paced course (kursus yang dapat diambil kapan saja Anda mau), serta xseries course (kursus ber-seri) yakni kursus yang jika Anda dapat melewati semuanya, Anda akan mendapatkan xseries certificate yang bisa gratis yaitu honor code certificate atau bisa juga verified course certificate dengan membayar sejumlah biaya tertentu.

Dapatkan Update Artikel Kami!

* indicates required