Fakta attention span manusia

Manusia kalah fokus dari ikan mas koki”. Setidaknya begitulah hasil penelitian dari Microsoft pada 2000 responden di Kanada dan menggunakan electroencephalograms (EEG scan) untuk mempelajari aktivitas otak dari 112 peserta. Peneliti Microsoft menemukan bahwa pada tahun 2000 rata-rata rentang perhatian (attention span) manusia adalah 12 detik. Namun rentang tersebut berubah menjadi 8 detik pada tahun 2013. Kalah 1 detik dengan ikan mas koki yang memiliki attention span selama 9 detik.

Menurunnya attention span manusia dipengaruhi oleh gaya hidup digital. Scrolling media sosial, ecommerce, dan aplikasi internet lainnya menyebabkan seseorang sulit mempertahankan konsentrasi pada kegiatan di dunia nyata seperti membaca, belajar, atau bekerja. Tapi kehidupan yang sudah terlanjur serba teknologi ini tidak bisa kita hindari. Teknologi bahkan sudah mendisrupsi banyak sektor seperti pendidikan, kesehatan, bisnis, komunikasi, dan ekonomi.

Dalam dunia pendidikan, teknologi semakin banyak diintegrasikan. Selain sebagai teaching tools, teknologi juga menjadi tempat terselenggaranya proses belajar mengajar melalui eLearning. Namun, eLearning yang biasanya diakses dengan gadget tidak selalu membuat pembelajaran optimal. Siswa biasanya mendapatkan distraksi dari notifikasi sosial media, games online, dan aplikasi lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. 

Distraksi ketika siswa mengakses eLearning tentu menjadi tantangan untuk menyajikan materi secara efektif dan menarik. Materi dapat disampaikan dengan cara yang singkat namun mudah dipahami. Dengan demikian, pembelajaran dapat mengakomodasi attention span mayoritas siswa yang singkat. Gagasan tersebut sejalan dengan strategi microlearning.

Apa itu microlearning?

Microlearning adalah strategi pembelajaran cepat dengan langsung mengacu pada indikator pembelajaran spesifik yang aplikatif. Dalam microlearning, materi biasanya dibuat sangat singkat dan langsung membahas poin yang akan dipelajari. Tujuannya adalah agar konten mudah dicerna dan diingat. 

Untuk membuat media microlearning, satu bab pembahasan yang kompleks bisa dibagi menjadi beberapa sub pembahasan yang lebih spesifik. Misalnya, untuk membahas bab digital marketing dapat dibagi menjadi beberapa media yang masing-masing membahas pengertian, jenis-jenis, strategi, dst. Contoh media microlearning adalah video singkat berdurasi 1-3 menit, infografis, teks artikel singkat, kutipan, gambar nyata atau ilustrasi, audio penjelasan singkat, dan game pembelajaran.

Manfaat microlearning

Pembelajaran lebih cepat

Media microlearning yang singkat bisa memungkinkan penggunanya memahami materi dengan lebih cepat. Dengan demikian tujuan pembelajaran lebih cepat tercapai. Jika digunakan dalam pelatihan, microlearning bisa membantu efisiensi waktu dan biaya.

Retensi pembelajaran yang lebih baik

Psikolog Jerman, Hermann Ebbinghaus, menemukan bahwa rata-rata pelajar melupakan 50% dari apa yang mereka pelajari di kelas dalam satu hari dan sekitar 90%-nya dilupakan dalam sebulan. Menurut Ebbinghaus informasi bisa bertahan lebih lama jika pembelajaran memfasilitasi aktivitas pengulangan untuk menciptakan ingatan yang lebih kuat. Media microlearning yang singkat akan memudahkan aktivitas pengulangan. Dengan demikian siswa bisa lebih lama mempertahankan informasi atau pengetahuan dalam memori mereka.

Meningkatkan Engagement

Dalam sebuah survey ditemukan bahwa 58% dari pengguna LMS akan lebih termotivasi mengakses pembelajaran jika materi dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik. Hal ini tentu sesuai dengan konsep microlearning yang juga selaras dengan cara otak kita menyerap informasi. Magellan Health, sebuah perusahaan perawatan kesehatan, membuktikan bahwa setelah menggunakan microlearning partisipasi karyawannya meningkat 80% dalam mengikuti pelatihan.

Tips memilih platform untuk microlearning

Microlearning adalah sebuah strategi yang efektif untuk melengkapi desain eLearning. Meskipun demikian, satu tips penting yang harus diperhatikan adalah pemilihan platform untuk mendistribusikan media microlearning. Misalnya Learning Management System (LMS). Pilih LMS yang tidak hanya kompatibel dengan format teks, tapi juga format lain seperti video, animasi, SCORM, dll. Contohnya adalah Katalis.App.

Katalis.App merupakan penyedia LMS berbasis Open edX yang kompatibel dengan berbagai media microlearning dalam satu aplikasi. Katalis.App memungkinkan Anda memiliki LMS tanpa investasi besar di awal dan tanpa kerumitan teknis. Hubungi kami di sini untuk diskusi lebih lanjut.

Dapatkan Update Artikel Kami!

* indicates required